Saya umumnya menjelaskan ini dalam pembahasan saya mengenai avengers, tetapi kesempatan ini saya jujur. Langkah terhebat untuk nikmati The Avengers: The End Game ialah langsung melihat film tanpa ada membaca apa saja mengenai plotnya. Marvel tahu itu. Semenjak Perang Infinity usai tahun kemarin, saat kita pertamanya kali menyaksikan pahlawan kita tidak berhasil jaga dunia masih tenang dan 1/2 dari content bumi musnah, Marvel tidak dengan maksud melakukan. merencanakan menerangkan plot khusus The Avengers: The Final Game.
Bahkan juga trailer hanya beberapa kumpulan gambar yang menyebar. Kami dengar begitu patah semangat Tony Stark (Robert Downey Jr.) nampak, salah jalan di luar angkasa. Dan Thor (Chris Hemsworth) pada akhirnya berjumpa dengan Captain Marvel (Brie Larson). Rupanya keputusan Marvel betul. Menurut rahasia ketat “Avengers: The Final Game”, rupanya film ini benar-benar pas dikonsumsi. Setiap waktu, tiap narasi lebih bernilai. Tiap detik berasa kaget. Tiap cara berasa seperti penjelajahan baru. Dan untuk fans Marvel sejati, Movies Avengers: The Final Game ialah hadiah paling indah yang dapat mereka pikirkan dalam mimpi.
Plot di The Avengers
Cerita Avengers: The End Game benar-benar simpel. Film ini segera bercerita cerita yang berlangsung sesudah Thanos (Josh Brolin) menghancurkan 1/2 dari makhluk yang hidup di Bumi. Ada yang bunuh diri, ada yang dibakar, ada yang usaha berdiri, ada yang usaha kembalikan rekan dan famili, yang telah wafat sebab tingkah Thanos.
Film dengan durasi tiga jam The Avengers: Game usai seutuhnya tanpa ada memunculkan perjalanan yang mencekam. Film ini berjalan dengan optimis. Tiap menitnya dipakai dengan bagus untuk membahagiakan pemirsa. Tidak seperti “War of Infinity” merasa seperti pendahuluan, “Avengers: Game is over” berasa senyaman untuk ditelusuri. Ia tidak tergesa-gesa untuk memutus. Kebalikannya, kami diundang ke peristiwa pribadi dari watak. Oleh karena itu kami benar-benar sangsi untuk menyampaikan selamat tinggal.
Perubahan Script The Avengers
Sesudah 21 sisi film, The Avengers: The Final Game, pada akhirnya sah jadi “monster” yang riil. Bila Anda pernah berprasangka buruk jika artis jemu bermain pahlawan super dan kini saatnya mereka pensiun, karena itu Anda harus melihat film ini. Sebab rupanya perubahan scriptnya betul. Yang terhebat dari semua, duet penulis skenario Christopher Markus dan Stephen McFeely membuat episode yang cantik dan pas untuk watak pensiunan mereka hingga saat mereka betul-betul mengangkat tangan, Anda akan semangat.
Yang terjelek (dan paling berkilau) ialah baik Marcus dan McFeely membuat plot The Avengers: The Final Game selaku film penjelajahan untuk satu perjalanan lewat waktu di mana watak berpadu kembali dengan masa lampau, yang jelas akan selekasnya membuat kenangan penonton. Jalan keluar ini ialah hadiah untuk beberapa fans Marvel, sebab mereka bisa nikmati episode-adegan dari beberapa film Marvel yang pernah mereka saksikan awalnya, tetapi kesempatan ini dengan sudut pandang baru. Bersiap-siaplah untuk ambil kainnya, sebab sisi ini cukup emosional.
Marvel Berisap Memberikan Surprise
Dengan film yang terbaik saat ini, Saudara Rusia memadukan Avengers: The Final Game jadi film superhero yang lucu. Susah tidak untuk beri pujian yang ini selaku film pahlawan super yang lengkapi seluruh pahlawan super yang lain, sebab semuanya yang kemungkinan Anda harapkan berada di film ini serta kemungkinan lebih. Bila melihat First Avengers membuat Anda menangis pertama kalinya menyaksikan beberapa pahlawan super ini bergabung, bersiap-siaplah untuk surprise yang lain dijajakan Marvel tanpa ada mereka. Lantas tiba serunya film ini. Brother Russo tahu bagaimana membaur dengan emosi khalayak tanpa ada ungkap ceritanya. “Avengers: The Final Game”, seperti beberapa film Marvel yang lain, benar-benar membahagiakan. Humor ini betul-betul mengagumkan. Bahkan juga ada watak legendaris yang terancang seutuhnya di film ini hingga hadirnya akan membuat Anda menangis.